Minggu, 10 Juni 2012

Wisata Keluarga Kampar

Stanum
Stanum. Sebuah tempat rekreasi yang terletak di ibukota Kabupaten, berjarak 1 Km dari pusat kota Bangkinang. Tempatnya menarik dan strategis, yakni berada diatas perbukitan yang berhawa sejuk dengan pepohonan yang rindang. Kawasan ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, diantaranya ternpat pemandian, Musholla, Gedung Pertemuan, Motel, Restoran, Panggung Hiburan, dan Kolam Renang "INDOPURA" yang berskala Internasional. Stanum merupakan hasil kerjasama pemerintah Indonesia dengan angkatan udara pemerintah Singapore. Perkembangan selanjutnya Stanum menjadi salah satu tempat yang sering digunakan untuk kegiatan meeting, seperti konferensi, seminar, pelatihan (training).

Bukit Cadika
Bukit Candika, berada di dalam kota Bangkinang di kawasan perbukitan dengan ketinggian sedemikian rupa sehingga dari bukit ini seluruh kawasan perkotaan Bangkinang terlihat dengan jelas sampai ke seberang Sungai Kampar. Bukit Candika merupakan taman hutan kota yang sengaja dilestarikan untuk keindahan kota, tempat rekreasi, bumi perkemahan (campiong ground), dapat digunakan untuk pendidikan alam, out bound dan kegiatan alam terbuka lainnya.  Taman hutan kota ini mempunyai aksesibilitas yang tinggi dan dilengkapi dengan beberapa pesanggrahan (shelter). Secara khusus taman ini diperuntukan untuk pelatihan alam terbuka bagi pramuka.

Bukit Naang
Bukit Naang. Suatu kawasan pinggir kota Bangkinang, Desa Pasir Sialang yang masih bernuansa hutan dan dikembangkan menjadi taman rekreasi.  Selain taman bermain keluarga di lokasi ini juga sudah dibangun kolam renang. Taman dengan nuansa hutan ini adalah milik perorangan yang akan dikembangkan lebih jauh menjadi taman rekreasi keluarga yang bertaraf internasional terutama untuk kegiatan out bound dan  camping ground. Saat ini (2007) melalui kerjasama dengan rekan bisnis dari Eropa sedang dilakukan rancang bangun areal wisata taman-hutan untuk lokasi tersebut. Secara khusus lokasi ini akan dikembangkan untuk kegiatan pelatihan dan permainan atraktif yang bersifat pengembangan kemampuan manajerial dan keterampilan tertentu melalui pendekatan outbound.

Kasang Kulim
Kebun Binatang Kasang Kulim. Merupakan taman margasatwa untuk rekreasi dengan total luas lahan 17 Ha (terkelola ± 10 Ha). Terdapat berbagai jenis binatang liar, seperti beruang, elang, orang utan, gajah, siamang, buaya, babi, bahkan terdapat kangguru dan kuda nil.  Di areal ini juga terdapat taman rekresasi keluarga, shelter dan panggung hiburan. Lokasi ini sangat banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai penjuru, khususnya masyarakat Pekanbaru karena lokasinya yang berada di pinggiran kota Pekanbaru.




Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

Wisata Minat Khusus Kampar

Tugu Equator
Tugu Equator. Kampar adalah salah satu wilayah yang dilalui oleh garis khatulistiwa, tepatnya di sisi Sungai Kampar Kiri Kelurahan Lipat Kain. Pada titik tersebut tahun 1942 dibangun tugu tepat pada garis khatulistiwa dengan bola dunia di bagian atas dengan tinggi tugu lebih kurang 4 meter.  Areal ini belum menjadi kawasan wisata, namun selalu mendapat perhatian masyarakat yang melewati tugu tersebut. Tugu equator yang ada saat ini dibangun pada tahun 1980-an dan direncanakan akan dibangun yang lebih monumental yang berada dalam satu kesatuan sistem tugu equator Riau dengan kelengkapan bangunan yang lebih beragam dan diharapkan menjadi wahana pembelajaran, penddidikan dan sekaligus menjadi objek wisata.

Desa Wisata P Belimbing
Desa Wisata Pulau Belimbing. Hanya berjarak 2 km dari jalan raya yang menghubungkan Bangkinang dengan Pekanbaru di Kuok terdapat desa tua yang mempunyai ciri khas kehidupan melayu asli Kampar, sebagian rumah-rumah tua masih berdiri kokoh dan berpenghuni, alam desa didominasi kehijauan tanaman tropis dan bagian utara terdapat Sungai Kampar yang lebar dengan keindahan tersendiri. Jalan dan tata letak rumah di desa Pulau Belimbing terlihat rapi dan asri.  Pada bagian sisi sungai sepanjang lebih dari 200 meter terdapat taman dengan lebar 5 meter yang ditata asri untuk masyarakat dan pengunjung menikmati panorama Sungai Kampar. Masyarakat Desa Pulau Belimbing terkenal ramah dan mempunyai kebiasaan bergotong royong dalam pembangunan desa dan kegiatan sosial lainnya.

Desa Wisata Buluh Cina
Desa Buluh Cina yang dibelah oleh sungai Kampar dan dikelilingi hutan tropis yang eksotis, dapat dijangkau setengah jam bermobil (20 Km) dari Pekanbaru, Ibukota Provinsi Riau atau (90 Km) dari Bangkinang Ibu kota Kabupaten Kampar. Desa Buluh Cina terbagi ke dalam tiga dusun dengan  jumlah penduduk sekitar 1500 jiwa atau 300 kepala keluarga (KK). Desa Buluh  Cina merupakan desa adat tertua yang mengilhami kelahiran desa-desa yang ada di sekitarnya, seperti Desa Watas Hutan, Desa Pangkalan Baru, Desa Baru, Desa  Pandau Jaya dan Desa Tanah Merah. Adat istiadat Desa Buluh Cina mirip dengan masyarakat XIII Koto Kampar (Riau) dan Minang (Sumatera Barat).
Penduduk  setempat dibagi ke dalam dua suku berdasarkan garis keturunan dari pihak ibu (matrilinial), yaitu Suku Melayu dengan pucuk pimpinan adatnya Datuk Majolelo dan Suku Domo  dengan pucuk pimpinan adatnya Datuk Tumanggung. Setelah Datuk Majolelo pindah  ke Desa Watas Hutan, pucuk pimpinan adat Suku Melayu dipegang oleh Datuk  Bagindo. Desa Buluhcina telah menjadi pusat event wisata Kampar berskala nasional, beberapa objek dan kondisi alam yang bisa dinikmati di kawasan ini adalah: Rumah panggung khas melayu Kampar, Sampan-sampan kayu sebagai alat transportasi masyarakat lokal untuk mencari ikan atau ke ladang, wahana tempat memancing, habitat burung-burung eksotis, arena berkemah (camping ground) serta lapangan voli berpasir, Balai Adat dan museum Dua Suku, berisi peralatan para leluhur sebagai saksi sejarah atas terbentuknya komunitas masyarakat Adat Buluhcina dari generasi ke generasi. Hutan Buluhcina merupakan hutan hujan tropis yang dimiliki suku Melayu dan suku Domo. Hutan ini memiliki tujuh danau alam dengan variasi lebar 50-75 meter dan panjang 200-4.500 meter.
Berbagai jenis ikan air tawar khas Riau hidup di danau itu, seperti ikan patin, baung, belida, selais, dan tuokang. Berbaur dengan tujuh danau itu, beragam kayu jenis rengas, meranti, kempas, kruing, kandis, merbau, cengkawang, serta beragam kayu lain diselingi pepohonan buah-buahan seperti durian dan cempedak hutan tumbuh subur. Jangan heran jika saat berjalan pun ditemui jejak beruang madu. Beruang madu dewasa dapat mencapai tinggi 1,5-2 meter. Beruang madu hanya salah satu hewan liar yang hidup di hutan ini, selain siamang, rusa, burung, dan kupu-kupu. Di antara tumpukan dahan serta dedaunan di seluruh kawasan hutan, tumbuh berbagai jenis tanaman obat-obatan. Jamur, akar tanaman, dan berbagai tanaman lain berpotensi sebagai komoditas hutan bernilai ekonomis.



Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

Wisata Buatan Kampar

PLTA Koto Panjang Waduk PLTA Koto Panjang. Berada di Kecamatan XIII Koto Kampar, Luasnya 12,40 Ha menghasilkan Listrik 114 Mega Watt, pembangunannya dimulai sejak tahun 1979 dan selesai tanggal 28 Februari 1997 dengan Konsultan TEPSCO (Tokyo Electric Power Service Co) dari Jepang.
     
  Bendungan Ompang Uwai Bendungan Ompang Uwai atau dikenal juga dengan Inlaat Oewai. Berada di Kecamatan Bangkinang Seberang, Bendungan yang dibangun oleh Belanda semasa penjajahan pada tahun 1934 boleh dikatakan salah satu bendungan tertua di Riau. Bendungan ini mempunyai daya layan untuk mengairi 3 desa, yaitu Desa Uwai, Desa Pulau dan Desa Pungguk. Mempunyai lansekap yang cukup indah dan hanya berjarak 9 Kilometer dari Bangkinang. Pada saat libur dikunjungi oleh masyarakat setempat sebagai tempat rekreasi, bahkan sebagian warga Kota Bangkinang menggunakan becak ke lokasi bendungan ini. Dari luasan bendungan dan ruang terbuka yang terdapat di sekitar bendungan, lokasi ini potensial untuk dikembangkan sebagai pilihan wisata alam lokal disamping wahana untuk menyelenggarakan event pacu sampan dan juga maawuok ikan. Selain dari itu juga dapat dikembangkan atraksi budaya lokal masyarakat Kampar dan sekaligus menyusun buku sejarah tentang latar belakang dan keberadaan bendungan ini.
     
  Bendungan Sungai Paku Bendungan Sungai Paku. Berada di Kecamatan Kampar Kiri, Bendungan Sungai Paku merupakan bendungan irigasi yang terluas di Kabupaten Kampar (lebih kurang 1 km persegi) dengan panorama alam yang sangat indah. Pada bagian tengah bendungan yang dikelilingi gugusan perbukitan hijau ini terdapat beberapa pulau kecil yang rimbun.  Selain suasana lingkungan yang masih alami, konon di bendungan ini masih terdapat buaya yang penampakannya sudah terlihat jarang sekali. Selain dijadikan arena untuk rekreasi, areal sekitar danau juga sering dimanfaatkan untuk memancing, bahkan pada beberapa sudut danau terlihat adanya keramba pemeliharaan ikan. Pada salah satu sisi bendungan tersedia kolam yang khusus dibangun untuk pemancingan dan budidaya ikan tawar. Sampai saat ini bendungan ini masih berfungsi sebagai alat pengatur distribusi air untuk keperluan irigasi persawahan di kawasan Kampar Kiri dan sekitarnya.
     
  Bendungan Simbat Bendungan Simbat. Berada di Kecamatan Kampar Timur, adalah salah satu dari sekian bendungan yang terdapat di Kabupaten Kampar dengan fungsi pengaturan air untuk irigasi.  Lokasi Bendungan ini berada di Desa Padang Mutung yang berjarak 21 km dari Kota Pekanbaru dan berada tidak jauh dari jalan utama yang menghubungkan Pekanbaru dengan Bangkinang (2 Km). Bendungan yang telah berdiri sejak tahun 1965 ini telah menjadi salah satu tempat rekreasi bagi masyarakat setempat. Di sekeliling danau terdapat beberapa rumah penduduk yang sederhana, deretan kelapa, sawit karet dan sawah serta padang gembala sapi/domba yang membangun suasana pedesaan yang kental dan berhawa sejuk.
     
  Bendungan Sungai Tibun Bendungan Sungai Tibun. Berada di Kecamatan Kampar Timur, di desa Padang Mutung Kecamatan Kampar yang merupakan salah satu tempat diselenggarakannya event Balimau Kasai pada awal Bulan Suci Ramadhan. Bendungan yang merupakan bagian dari sistem irigasi untuk Kecamatan Kampar dan sekitarnya ini, juga dimanfaatkan untuk membudidayakan ikan, tempat rekreasi dan pemancingan. Pada salah satu sisi pinggir danau bendungan ini tersedia lapangan terbuka yang berlatar pepohonan karet dan kelapa darat yang sering digunakan untuk tempat perkemahan, baik oleh pelajar maupun para pecinta alam. Bendungan yang diperkirakan mempunyai luas 20 Ha ini terdapat shelter sederhana yang sekaligus tempat tinggal pengelola bendungan.

Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

Wisata Religius Kampar

Masjid Kubro Masjid Kubro. Merupakan objek wisata peninggalan sejarah masyarakat Melayu Darat yang berbentuk bangunan masjid yang didirikan pada tahun 1889 dengan arsitektur tradisional didirikan secara bergotong royong oleh persukuan yang ada disekitar daerah tersebut yaitu suku Domo, suku Bendung, suku Melayu, Suku Sakai, suku Putopang dan suku Piliang dengan koordinator Raja Kampar. Masjid ini sebagai tanda penerimaan masyarakat Padang Merbau terhadap perkembangan agama Islam. Daya tarik objek wisata ini adalah keindahan arsitektur dan struktur bangunan yang khas mencerminkan gaya Melayu Darat. Masjid ini terletak dusun Padang Merbau desa Kampung Panjang,  Kec. Kampar.
     
  Masjid Ikhsan Masjid Ikhsan adalah salah satu masjid tertua di Kabupaten Kampar dengan arsitektur yang sangat khas.  Beberapa ornamen bangunan mencirikan ukiran Melayu dan Cina namun badan bangunan sudah berciri konstruksi Belanda dengan pintu dan jendela berukuran besar dan berkisi-kisi. Desain atap berbentuk limas dan menjadi ciri beberapa bangunan masjid tua di Kampar.
     
  Syech Burhanuddin Makam Syech Burhanudin (Ziarah). Berupa makam Ulama Besar yang menyebarkan agama Islam terhadap penduduk asli Melayu di sekitar Hulu Sungai Kampar (Gema). Makam tersebut banyak dikunjungi para peziarah dari Malaysia, Sumbar dan masyarakat Riau pada umumnya. Keunikan makam ini adalah panjangnya yang mencapai 3 meter. Makam ulama yang penaruhnya masih kuat sampai hari ini, terdapat di Desa Kuntu, Kampar Kiri Hulu. Salah satu peninggalan besar beliau adalah Kitab Fathul Wahab, disamping benda pusaka lain seperti stempel berbahasa arab dan tongkat sang guru. Makam ini merupakan salah satu tempat ziarah yang paling banyak dikunjungi di Kampar.
     
  Syech Abdul Gani Makam Syech Abdul Ghani (Ziarah). Makam seorang ulama besar pengembangan aliran Naqsyabandiah di Indonesia. Makam yang berada di pinggiran waduk Koto Panjang ini selalu dikunjungi penziarah pada hari-hari besar Islam baik yang datang dari wilayah sekitar Kampar, Jakarta dan daerah-daerah di Jawa maupun dari Malaysia.
     
 
Makam Syech Jaafar berada di Kec. XIII Koto Kampar.
     


Makam Syech Abdul Samad Palambani berada di Kec. Bangkinang Barat.

   

Syech Harun Makam Syech Harun berada di Rumbio Kec. Kampar, Syech Harun seorang Ulama pengembang Agama Islam, Lahir di Sialang Kab. Lima Puluh Kota Prov. Sumatera Barat, lama menetap di Makkah dan berkelana dalam mengembangkan syariat Islam sampai ke Mesir, Pakistan, Turki, Negeri China, Tanah Jawa, Makasar, Kalimantan dan Sumatera, Beliau lama berguru kepada Syech Muhammad Arsyad di Kalimantan, terakhir menetap di Desa Rumbio dan wafat pada tahun 1984 dalam usia lebih dari 150 Tahun.

   


Makam Syech Engku Mudo Husin berada di Desa Naga Beralih di Kec. Kampar Utara.


 


Makam Syech Abdul Hamid (Ulama dari Arab) berada di Desa Pantai Cermin Kec. Tapung.

   


Makam Syech Mahfud berada di Desa Pantai Cermin Kec. Tapung.

   


Makam Engku Mudo Sangkal berada di Airtiris Kec. Kampar

   

  Makam Syech Abdul Muis Al Halidy (asal Iraq) dan Istri Siti Saadah Abdawiyah (asal Malaysia) berada di Desa Batu Belah Kec. Kampar.

Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

Wisata Religius Kampar : Masjid Jamik

Masjid Jamik
Masjid Jamik. Adalah masjid yang cukup tua, dibangun pada tahun 1901 oleh Datuk Engku Mudo Sangkal yang menjadi ulama besar pada saat itu.  Masjid Jamik mempunyai 20 tiang yang kayunya berasal dari 20 desa dan dibangun tanpa paku tapi semuanya menggunakan pasak kayu. Masjid ini sempat dibakar oleh Belanda namun gagal dibumihanguskan. Hampir seluruh bangunan terbuat dari kayu dan masih asli. Bangunan Masjid Jamik penuh dengan ukiran dan ornamen yang bercirikan arsitektural melayu dan cina. Bagian atap bertingkat dengan desain berpola limas. Selain bangunan yang penuh dengan ukiran, di luar masjid terdapat sebuah sumur yang di dalamnya terendam batu besar yang mirip kepala kerbau. Konon, batu tersebut selalu berpindah tempat tanpa ada yang memindahkannya. Oleh masyarakat tempatan masjid ini dianggap keramat dan kini banyak mendapat kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara, terutama dari Singapura dan Malaysia untuk membayar nazar dan mandi di sumurnya. Kunjungan yang terbanyak sesudah Bulan Puasa atau pada hari raya Puasa Enam.

Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

Wisata Religius Kampar : Markaz Islamy

Markaz Islamy
Markaz Islamy adalah Masjid yang dibangun di tengah Kota Bangkinang. Pembangunan mesjid dimulai pada tahun 2005, Masjid ini rencananya akan digunakan sebagai pusat kegiatan masyarakat muslim Kampar. Karena kemegahannya, masjid ini akan dijadikan sebagai icon Kabupaten Kampar yang dikenal juga sebagai Serambi Mekah Indonesia selain Provinsi NAD.

Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

Wisata Alam Kampar : Hutan Lindung Adat Rumbio Hutan Lindung Adat Desa Rumbio dan Hutan Lindung Rimbo Terantang

Hutan Lindung Terantang
Hutan Lindung Adat Rumbio
Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar