Rabu, 14 Juli 2010

Kawasan Kuala

Merupakan objek wisata alam yang memiliki Keindahan alam yang sangat menarik dan menabjubkan yang terletak 40 menit dari desa Air Tiris Kecamatan Kampar. Daya tarik kawasan ini adalah keindahan alamnya yang ditunjang oleh lansekap yang masih alami dan atraktif.

Rumah Asli Lontiok



Terletak di desa Sipungguk Kecamatan Bangkinang Barat yang berusia lebih dari 100 tahun, daya tariknya terletak pada arsitekturnya yang mencerminkan budaya masyarakat Melayu Darat, dengan perpaduan budaya Islam.

Kawasan Bangkinang Kuok ini berada di desa Siabu Kecamatan Bangkinang Barat yang merupakan objek wisata yang memiliki keindahan alam kawasan hutan yang masih asli dengan flora yang sangat khas. Hutan wisata ini juga berfungsi sebagai tempat penelitian. Terutama fenomena alam baik flora maupun fauna. Jenis objek wisata ini adalah wisata petualangan dengan menelusuri hutan sambil menikmati kesegaran dan ketenangan serta keindahan alam di dalam dan disekitar hutan tersebut.



Kawasan Bangkinang Siabu

Memiliki daya tarik alam yang khas dan indah, kondisi floranya cukup terjaga dengan baik khawasan juga dijadikan pusat perternakan lebah madu yang menghasilkan tawon yang berkualitas baik, dan di dalamnya dijadikan tempat pembibitan ikan. Objek wisata ini terletak di desa Siabu Kecamatan Bangkinang Barat.

Hutan Wisata Rimbo Terantang



Objek wisata ini berada di desa Padang Lawas yang merupakan objek wisata yang memiliki keindahan alam kawasan hutan yang masih asli dengan flora yang sangat khas. Hutan wisata ini juga berfungsi sebagai tempat penelitian. Terutama fenomena alam baik flora maupun fauna. Jenis objek wisata ini adalah wisata petualangan dengan menelusuri hutan sambil menikmati kesegaran dan ketenangan serta keindahan alam di dalam dan disekitar hutan tersebut.

PLTA XIII Koto Panjang

Berlokasi di Desa Merangin, Bangkinang Barat, Kabupaten Kampar, ± 88 km dari kota Pekanbaru. Di Danau PLTA Koto Panjang ini dapat kita saksikan pemandangan alam yang sangat indah, dengan deretan bukit-bukit yang ditumbuhi pepohonan dengan jenis yang beragam. Luas areal PLTA Koto Panjang ini sekitar 12.900 Ha.





Makam Syekh Burhanuddin

Berlokasi di Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. Almarhum Syekh Burhanuddin adalah salah seorang penyebar Agama Islam, makamnya terletak di Kuntu Lipat Kain Kabupaten Kampar. Tempat ini banyak mendapat kunjungan terutama pada hari besar Islam dan menjelang bulan Ramadhan tiba.

Museum Kandil Kemilau Emas

Berlokasi di Pulau Belimbing Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar. Museum ini resminya baru pada tanggal 22 Mei 1988 berada di pulau Belimbing Kuok Bangkinang. Museum ini adalah sebuah rumah berbentuk rumah Adat Lima Koto Kampar yang dibangun sekitar tahun 1900 oleh almarhum Haji Hamid. Kini dalam museum ini tersimpan berbagai barang antik koleksi yang memiliki nilai sejarah seperti Barang tembikar, Alat Pertukangan, Alat Pertanian, Alat-alat penangkap ikan, alat-alat kesenian, Alat-alat pelaminan, Alat-alat perdagangan, Alat pesta dan lain-lain. Disamping alat-alat tersebut tersimpan pula dayung perahu dagang terbuat dari kayu yang sangat kuat berasal dari abad ke 18, serta sebuah kompas yang terbuat dari bambu yang dibuat oleh bangsa China karena angka-angka yang tertulis pada kompas tersebut ditulis dalam aksara China. Ada dua ratus lima puluh (250) macam barang antik koleksi musium Kandil Kemilau Emas yang semuanya merupakan koleksi warisan yang telah turun temurun sebagai barang pusaka.

Air Terjun Merangin

Terletak di desa Merangin Kecamatan Bangkinang Barat, merupakan objek wisata yang memiliki keindahan alam berupa air terjun dan kawasan hutan yang masih asli dengan flora yang sangat khas. Jenis objek wisata ini adalah wisata petualangan dengan menelusuri hutan sambil menikmati kesegaran dan ketenangan serta keindahan alam di dalam dan disekitar hutan tersebut.

Wisata Kampar

Istana Kerajan Gunung Sahilan

Istana ini terletak di Kampar Kiri di Desa Gunung Sahilan. dari Pekanbaru sobat akan menuju jalan ke arah Kuantan Singingi. sekitar 1 jam maka akan sampai ke Lokasi ini. tujuan Pertama yang akan saya kunjungi adalah Objek Wisata Istana Kerajaan Gunung Sahilan ini. Tungguin yah.

wisata kampar

Candi Muara Takus

Candi Muara Takus adalah sebuah candi Buddha yang terletak di RiauIndonesia. Kompleks candi ini tepatnya terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto,Kabupaten Kampar atau jaraknya kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru, Riau. Jarak antara kompleks candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5kilometer dan tak jauh dari pinggir Sungai Kampar Kanan.
Kompleks candi ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter di luar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampal ke pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat pula bangunan Candi TuaCandi Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunan candi terdiri dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Menurut sumber tempatan, batu bata untuk bangunan ini dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di sebelah hilir kompleks candi. Bekas galian tanah untuk batu bata itu sampai saat ini dianggap sebagai tempat yang sangat dihormati penduduk. Untuk membawa batu bata ke tempat candi, dilakukan secara beranting dari tangan ke tangan. Cerita ini walaupun belum pasti kebenarannya memberikan gambaran bahwa pembangunan candi itu secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.
Selain dari Candi TuaCandi BungsuMahligai Stupa dan Palangka, di dalam kompleks candi ini ditemukan pula gundukan yang diperkirakan sebagai tempat pembakaran tulang manusia. Di luar kompleks ini terdapat pula bangunan-bangunan (bekas) yang terbuat dari batu bata, yang belum dapat dipastikan jenis bangunannya.
Kompleks Candi Muara Takus, satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi yang bersifat Buddhistis ini merupakan bukti pernahnya agama Buddha berkembang di kawasan ini. Kendatipun demikian, para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan. Ada yang mengatakan abad kesebelas, ada yang mengatakan abad keempat, abad ketujuh, abad kesembilan dan sebagainya. Yang jelas kompleks candi ini merupakan peninggalan sejarah masa silam.

Deskripsi kompleks

Candi Muara Takus adalah candi tertua di Sumatera yang terbuat dari tanah liat, tanah pasir, dan batu bata sementara candi yang ada di Jawa terbuat dari batu andesit yang diambil dari pegunungan. Bahan pembuat candi ini, khususnya tanah liat, diambil dari desa Pongkai yang terletak kurang lebih 6 km di sebelah hilir kompleks Candi Muara Takus. Nama Pongkai berasal dari bahasa Cina Pongberati lubang dan Kai berarti tanah, maksudnya adalah lubang tanah yang diakibatkan oleh penggalian untuk pembuatan candi Muara Takus tersebut. Bekas lubang galian sekarang tidak dapat kita temukan lagi karena sudah tenggelam oleh genangan waduk PLTA Koto Panjang.
Bangunan utama di kompleks ini adalah sebuah stupa yang besar dengan sebuah bentukan menara yang sebagian besar terbuat dari batu bata dan sebagian kecil batu pasir kuning. Halaman candi ini berbentuk bujur sangkar (persegi) yang dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter yang terbuat dari batu putih dengan tinggi tembok ± 80 cm. Di luar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampai ke pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat bangunan Candi Tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa serta Palangka. Di luar kompleks ini terdapat pula bangunan-bangunan (bekas) yang terbuat dari batu bata, yang belum dapat dipastikan jenis bangunannya.
Kompleks Candi Muara Takus, merupakan satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi yang bersifat Buddhis ini merupakan bukti bahwa agama Buddha pernah berkembang di kawasan ini. Bangunan candi yang terdapat di kompleks Candi Muara Takus antara lain :
  1. Candi Mahligai: candi yang dianggap paling utuh. Bangunan ini terbagi atas tiga bagian, yaitu kaki, badan, dan atap. Stupa ini memiliki pondasi berdenah persegi panjang dan berukuran 9,44 m x 10,6 m, serta memiliki 28 sisi yang mengelilingi alas candi dengan pintu masuk berada di sebelah Selatan. Pada bagian alas tersebut terdapat ornamen lotus ganda, dan di bagian tengahnya berdiri bangunan menara silindrik dengan 36 sisi berbentuk kelopak bunga pada bagian dasarnya. Bagian atas dari bangunan ini berbentuk lingkaran. Dahulu menurut DR. FM Snitger, pada keempat sudut pondasi terdapat 4 arca singa dalam posisi duduk yang terbuat dari batu andesit. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yzerman, dahulu bagian puncak menara terdapat batu dengan lukisan daun oval dan relief-relief sekelilingnya. Bangunan ini diduga mengalami dua tahap pembangunan. Dugaan in didasarkan pada kenyataan bahwa di dalam kaki bangunan yang sekarang terdapat profil kaki bangunan lama sebelum bangunan diperbesar.
  2. Candi Sulung (Tua): yaitu candi terbesar di antara bangunan lainnya di kompleks Candi Muara Takus. Bangunan ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kaki, badan, dan atap. Bagian kaki terbagi dua. Ukuran kaki pertama tingginya 2,37 m sedangkan yang kedua mempunyai ketinggian 1,98 m. Tangga masuk terdapat di sisi Barat dan sisi Timur yang didekorasi dengan arca singa. Lebar masing-masing tangga 3,08 m dan 4 m. Dilihat dari sisa bangunan bagian dasar mempunyai bentuk lingkaran dengan garis tengah ± 7 m dan tinggi 2,50 m. Ukuran pondasi bangunan candi ini adalah 31,65 m x 20,20 m. Pondasi candi ini memiliki 36 sisi yang mengelilingi bagian dasar. Bagian atas dari bangunan ini adalah bundaran. Tidak ada ruang kosong sama sekali di bagian dalam Candi Sulung. Bangunan terbuat dari susunan bata dengan tambahan batu pasir yang hanya digunakan untuk membuat sudut-sudut bangunan, pilaster-pilaster, dan pelipit-pelipit pembatas perbingkaian bawah kaki candi dengan tubuh kaki serta pembatas tubuh kaki dengan perbingkaian atas kaki. Berdasarkan penelitian tahun 1983 diketahui bahwa candi ini paling tidak telah mengalami dua tahap pembangunan. Indikasi mengenai hal ini dapat dilihat dari adanya profil bangunan yang tertutup oleh dinding lain yang bentuk profilnya berbeda.
  3. Candi Bungsu: bentuknya tidak jauh beda dengan Candi Sulung. Hanya saja pada bagian atas berbentuk segi empat. Ia berdiri di sebelah barat Candi Mahligai dengan ukuran 13,20 x 16,20 meter. Di sebelah Timur terdapat stupa-stupa kecil serta terdapat sebuah tangga yang terbuat dari batu putih. Bagian pondasi bangunan memiliki 20 sisi, dengan sebuah bidang di atasnya. Pada bidang tersebut terdapat teratai. Penelitian yang dilakukan oleh Yzerman, berhasil menemukan sebuah lubang di pinggiran padmasana stupa yang di dalamnya terdapat tanah dan abu. Dalam tanah tersebut didapatkan tiga keping potongan emas dan satu keping lagi terdapat di dasar lubang, yang digores dengan gambar-gambar tricula dan tiga huruf Nagari. Di bawah lubang, ditemukan sepotong batu persegi yang pada sisi bawahnya ternyata digores dengan gambar tricula dan sembilan buah huruf. Bangunan ini dibagi menjadi dua bagian menurut jenis bahan yang digunakan. Kurang lebih separuh bangunan bagian Utara terbuat dari batu pasir, sedangkan separuh bangunan bagian selatan terbuat dari bata. Batas antara kedua bagian tersebut mengikuti bentuk profil bangunan yang terbuat dari batu pasir. Hal ini menunjukkan bahwa bagian bangunan yang terbuat dari batu pasir telah selesai dibangun kemudian ditambahkan bagian bangunan yang terbuat dari bata.
  4. Candi Palangka: terletak di sisi Timur stupa mahligai dengan ukuran tubuh candi 5,10 m x 5,7 m dengan tinggi sekitar dua meter. Candi ini terbuat dari batu bata, dan memiliki pintu masuk yang menghadap ke arah utara. Candi Palangka pada masa lampau diduga digunakan sebagai altar.

[sunting]Arsitektur

Candi Muara Takus merupakan salah satu bangunan suci agama Budha yang ada di Riau. Ciri yang menunjukkan bangunan suci tersebut merupakan bangunan agama Budha adalah stupa. Bentuk stupa sendiri berasal dari seni India awal, hampir merupakan anak bukit buatan yang berbentuk setengah lingkaran tertutup dengan bata atau timbunan dan diberi puncak meru. Stupa adalah ciri khas bangunan suci agama Budha dan berubah-ubah bentuk dan fungsinya dalam sejarahnya di India dan di dunia Budhisme lainnya. Berdasarkan fungsinya stupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
  1. Stupa yang merupakan bagian dari sesuatu bangunan.
  2. Stupa yang berdiri sendiri atau berkelompok tapi masing-masing sebagai bangunan lengkap.
  3. Stupa yang menjadi pelengkap kelompok selaku candi perwara.
Berdasarkan fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa bangunan di kompleks Candi Muara Takus menduduki fungsi yang kedua, yaitu stupa yang berdiri sendiri atau berkelompok tapi masing-masing sebagai bangunan lengkap.
Arsitektur bangunan stupa Candi Muara Takus sendiri sangatlah unik karena tidak ditemukan di tempat lain di Indonesia. Bentuk candi ini memiliki kesamaan dengan stupa Budha di Myanmar, stupa diVietnamSri Lanka atau stupa kuno di India pada periode Ashoka, yaitu stupa yang memiliki ornamen sebuah roda dan kepala singa, hampir sama dengan arca yang ditemukan di kompleks Candi Muara Takus.
Patung singa sendiri secara filosofis merupakan unsur hiasan candi yang melambangkan aspek baik yang dapat mengalahkan aspek jahat atau aspek ‘terang’ yang dapat mengalahkan aspek ‘jahat’. Dalam ajaran agama Budha motif hiasan singa dapat dihubungkan maknanya dengan sang Budha, hal ini terlihat dari julukan yang diberikan kepada sang Budha sebagai ‘singa dari keluarga Sakya’. Serta ajaran yang disampaikan oleh sang Budha juga diibaratkan sebagai ‘suara’ (simhanada) yang terdengar keras di seluruh penjuru mata angin.
Dalam naskah Silpa Prakasa dituliskan bahwa terdapat empat tipe singa yang dianggap baik, antara lain :
  1. Udyatā: singa yang digambarkan di atas kedua kaki belakang, badannya dalam posisi membalik dan melihat ke belakang. Sikap ini disebut simhavalokana.
  2. Jāgrata: singa yang digambarkan dengan wajah yang sangat buas (mattarūpina). Ia bersikap duduk dengan cakarnya diangkat ke atas. Sering disebut khummana simha.
  3. Udyatā: singa yang digambarkan dalam sikap duduk dengan kaki belakang dan biasanya ditempatkan di atas suatu tempat yang tinggi. Terkenal dengan sebutan jhmpa-simha.
  4. Gajakrānta: singa yang digambarkan duduk dengan ketiga kakinya di atas raja gajah. Satu kaki depannya diangkat di depan dada seolah-olah siap untuk menerkam. Singa ini disebut simha kunjara.
Di kompleks Candi Muara Takus sendiri terdapat dua candi yang memiliki patung singa, yaitu Candi Sulung dan Candi Mahligai. Di Candi Sulung arca singa ditemukan di depan candi atau di tangga masuk candi tersebut. Di Candi Mahligai arca singa ditemukan di keempat sudut pondasinya. Penempatan patung singa ini, berdasarkan konsep yang berasal dari kebudayaan India, dimaksudkan untuk menjaga bangunan suci dari pengaruh jahat karena singa merupakan simbol dari kekuatan terang atau baik.
Berdasarkan penelitian R.D.M. Verbeck dan E. Th. van Delden diduga bahwa bangunan Candi Muara Takus dahulunya merupakan bangunan Buddhis yang terdiri dari biara dan beberapa candi.

[sunting]Latar belakang pendirian

Candi merupakan bangunan suci yang berkembang pada masa Hindu-Buddha. Bangunan suci ini dibuat sebagai sarana pemujaan bagi dewa-dewi agama Hindu maupun agama Buddha. Agama Hindu dan Buddha berasal dari India sehingga konsep yang digunakan dalam pendirian sebuah bangunan suci sama dengan konsep yang berkembang dan digunakan di India, yaitu konsep tentang air suci. Bangunan suci harus berada di dekat air yang dianggap suci. Air itu nantinya digunakan sebagai sarana dalam upacara ritual. Peran air tidak hanya digunakan untuk upacara ritual saja, namun secara teknis juga diperlukan dalam pembangunan maupun pemeliharaan dan kelangsungan hidup bangunan itu sendiri. Didirikannya bangunan suci di suatu tempat memang tempat tersebut potensi untuk dianggap suci, dan bukan bangunannya yang potensi dianggap suci. Maka dalam usaha pendirian bangunan suci para seniman bangunan selalu memperhatikan potensi kesucian suatu tempat dimana akan didirikan bangunan tersebut.
Agar tetap terjaga dan terpeliharanya kesucian suatu tempat, maka harus dipelihara daerah sekitar titik pusat bangunan atau Brahmasthana serta keempat titik mata angin dimana dewa Lokapala(penjaga mata angin) berada untuk melindungi dan mengamankan daerah tersebut sebagai Wastupurusamandala yaitu perpaduan alam gaib dan alam nyata. Kemudian dilakukan berbagai upacara untuk mensucikan tanah tersebut. Dalam hal ini air sangat berperan selama upacara berlangsung, karena air selain mensucikan juga untuk menyuburkan daerah tersebut. Sehingga dalam upaya pendirian suatu bangunan suci, selain potensi kesucian tanah yang perlu diperhatikan adalah keberadaan atau tersedianya air di daerah tersebut. Hal ini sama dengan konsep kebudayaan India yang menyatakan bahwa keberadaan gunung meru sebagai tempat tinggal para dewa dikeilingi oleh tujuh lautan. Maka secara nalar dan umun dapat diketahui bahwa pendirian sebagian besar bangunan suci tempatnya selalu berada di dekat air.
Keadaan geografis wilayah Sumatera yang memiliki aliran sungai yang besar sangat mendukung konsep dari kebudayaan India tersebut. Dengan adanya aliran sungai besar tersebut air dengan mudah didapat untuk keperluan dari upacara ritual. Selain faktor air, faktor ekonomi juga dapat melatarbelakangi berdirinya suatu bangunan suci. Aliran sungai di Sumatera pada masa lampau merupakan jalur transportasi untuk perdagangan. Pada awalnya jumlah pedagang yang datang sedikit. Namun lama kelamaan karena menunggu waktu yang tepat untuk berlayar maka mereka bermukim di sekitar daerah tersebut. Maka diperlukanlah tempat peribadatan untuk umat beragama, dan didirikanlah bangunan suci. Karena tidak mungkin berdirinya suatu bangunan sakral atau candi tanpa didukung masyarakat pendirinya demi kelangsungan hidup bangunan suci tersebut. Maka seirama dengan tumbuh dan pesatnya perdagangan di suatu tempat pada umumnya akan muncul pula bangunan-bangunan suci atau candi untuk digunakan sebagai tempat menjalankan upacara ritual oleh para pelaku ekonomi tersebut yang telah mengenal magis terhadap bangunan candi, berperan dalam fungsi perkembangan sosial/ekonomi dan perdagangan.
Faktor kekuasaan juga berpengaruh dalam pembangunan suatu candi. Suatu kerajaan yang berhasil menaklukkan suatu wilayah, tentunya terdapat tinggalan yang dapat menggambarkan ciri khas suatu kerajaan tersebut. Tinggalan tersebut dapat berupa prasasti maupun candi.

[sunting]Beberapa aspek dalam pendirian candi

Dari suatu bangunan candi kita dapat melihat beberapa aspek kehidupan. Pada candi Muara Takus ini aspek-aspek yang dapa kita lihat antara lain:
  1. Aspek teknologi: Bahan yang digunakan adalah batu bata. Ukuran bata yang dipakai membangun candi ini bervariasi, panjang antara 23 sampai 26 cm, lebar 14 sampai dengan 15,5 cm dan tebalnya 3,5 cm sampai 4,5 cm. Bata pada masa lampau memiliki kualitas yang lebih baik dari bata pada masa sekarang. Ini dikarenakan tanah liat yang digunakan disaring sampai benar-benar tidak ada komponen lain selain tanah liat, misalnya pasir. Selain itu, terdapat ”isian” di dalam bata, biasanya berupa sekam. Maksud dari isian ini, supaya bata kuat. Perekatan antar batu bata menggunakan sistem kosod. Sistem kosod merupakan sistem perekatan bata dengan cara menggosokkan bata dengan bata lain dimana pada bidang gosokannya tersebut diberi air. Sistem ini juga dapat ditemukan pada situs-situs di Jawa Timur dan masih dapat ditemukan di daerah Bali. Perekatan bata yang menggunakan sistem kosod menyebabkan perekatan antar bata akan bertambah erat dari tahun ke tahun.
  2. Aspek sosial: Pembangunan candi ini dilakukan secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai. Begitu juga pada saat upacara pemujaan terdapat perbedaan status, yaitu pemimpin upacara dan pengikutnya.
  3. Aspek religi: terlihat dari bentuk candi Muara Takus yang berupa stupa, yang menunjukkan candi ini sebagai tempat pemujaan umat agama Buddha, khususnya aliran Mahayana.

Taman Rekreasi Stanum Bangkinang



Taman Rekreasi Stanum BangkinangWisata Riau - Taman Rekreasi Stanum adalah salah satu objek wisata andalan Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau. Taman ini ramai dikunjungi pada hari Minggu dan hari-hari libur lainnya.

Di taman Stanum ini terdapat berbagai jenis bunga. Tempatnya menarik dan strategis karena berada di atas perbukitan yang berhawa sejuk dan pepohonan rindang dengan panorama alam yang indah. Dari taman tersebut pengunjung juga dapat melihat keindahan seantaro kota Bangkinang dan sekitarnya.

Berjarak sekitar 63 kilometer arah barat kota Pekanbaru. Sekitar 1 (satu) kilometer saja jaraknya dari kota Bangkinang, ibukota Kabupaten Kampar. Di kawasan tersebut terdapat berbagai fasilitas, seperti tempat pemandian, mushola, gedung pertemuan, motel, villa, restoran, panggung hiburan, bioskop, taman pemancingan, arena bebek dayung dan kolam renang. Lokasi Taman Rekreasi Stanum Bangkinang dekat dengan pusat kota dan jalan raya.

Lokasi : Bangkinang [Kampar] - Riau

Islamic Center Bangkinang (ICB)


ICB Islamic Center BangkinangSatu lagi daya darik kota Bangkinang, kota yang berjulukan “Kota Beriman” (bersih, indah dan nyaman) ini menawarkan salah satu sarana yang tak kalah hebatnya dengan ibu kota provinsi Riau, Pekanbaru. Jika Pekanbaru mengelu-elukan Masjid Agung Annur-nya yang megah, maka Bangkinang akan terkenal pula dengan ICB (Islamic Center Bangkinang), tentu saja tak kalah megahnya.

Islamic Center Bangkinang (ICB) berlokasi di jalan prof. M.Yamin SH, jalan ini merupakan jalan raya yang menghubungkan dua provinsi, yaitu provinsi Riau dan provinsi Sumatera Barat. Dengan bergoreskan seni arsitektur timur tengah dan memakan luas area sekitar 1,5 hektar, bangunan megah ini menghabiskan dana setidaknya 2 kali lipat APBD Kabupaten Kampar.

Sebuah maha karya yang menjadi icon/ikon kota Bangkinang ini, dibangun atas inisiatif Bupati terdahulu, H. Jefri Nur dan seluruh masyarakat Bangkinang tanpa terkecuali. Dengan menyulap tempat berkumpulnya para remaja kota Bangkinang, menjadi sebuah tempat ibadah yang sarat makna dan hikmah, tempat berkumpulnya para ulama.

Islamic Center Bangkinang (ICB) ini dibangun bukan saja untuk menjadi pusatnya agama Islam, namun juga sebagai taman kota. Jika Anda menyempatkan jalan-jalan di areal ICB, akan terlihat diasana kecerian masyarakat Bangkinang bersama keluarga, terutama di sore hari.

Insya Allah julukan “Serambi Mekkah-nya Riau” akan semakin kuat dengan adanya ICB ini di Bangkinang, Kabupaten kampar. Semoga niat luhur para pencetus ICB dibalas dengan ganjaran yang setimpal oleh Allah Ta'ala dan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang Jihad fi Sabilillah, amin...

Masjid Jami' Air Tiris, Kampar - Wisata



Masjid Jami' Air Tiris Kampar - RiauWisata Riau - Masyarakat Riau, khususnya Kampar juga memiliki sebuah masjid kebanggaan nan bersejarah selain ICB yang berdiri kokoh dengan megahnya baru-baru ini.

Bangunan ini adalah Mesjid Jami’ yang berlokasi di Air Tiris Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar.

Lokasi Mesjid Jami’ dekat dengan Pasar Air Tiris Kecamatan Kampar, mesjid ini juga memiliki keunikan tersendiri dalam hal arsitektur jika dibandingkan dengan mesjid-mesjid lain di Propinsi Riau. Mesjid ini dibangun pada tahun 1901.

Pada puncak atapnya terdapat tingkatan menara yang cukup tinggi dan bahan bangunannya terbuat dari kayu tanpa menggunakan paku besi, alias hanya menggunakan pasak kayu sebagai ganti paku.




Halaman Depan Masjid Jami' Air Tiris Kampar - RiauSaat ini Mesjid Jami' Air Tiris, Kampar masih dipertahankan bentuk aslinya.

Jika anda sampai kesana anda akan menemui dinding masjid yang terbuat dari papan yang diukir. Atau bahkan tiang empatnya masih ada bekas tarahan seperti awal pembangunannya.







Batu Berbentuk Kepala Kerbaudi  Masjid Jami' Air Tiris Kampar - RiauDi luar mesjid terdapat sebuah sumur yang di dalamnya terendam batu besar yang mirip dengan kepala kerbau. Konon, batu tersebut selalu berpindah tempat tanpa ada yang memindahkannya.

Oleh masyarakat tempatan, mesjid ini dianggap keramat dan kini banyak mendapat kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara, terutama dari Singapura dan Malaysia untuk membayar nazar dan mandi di sumurnya.


Kunjungan yang terbanyak sesudah Bulan Puasa atau pada hari raya Puasa Enam.


Masjid Jami' didirikan oleh masyarakat Air Tiris yang pada waktu itu dipimpin oleh Engku Mudo Sangkal, seorang yang sangat dihormati dan panutan kampung. Jami' sendiri memiliki arti ramai atau selalu ramai, atau selalu dikunjungi.

Mandi Balimau Bakasai

Kampar Wisata - Ada yang membuat beda Kabupaten Kampar dengan daerah lain, khususnya di Riau. Selain bahasanya yang unik-bahasa Ocu- di daerah ini ada sebuah tradisi sebelum memasuki bulan Puasa Ramadhan, yaitu tradisi Mandi Potang Balimau. Dalam bahasa Ocu, kata Potang tersebut memiliki beberapa makna, pertama artinya “kemarin”, dan arti yang kedua adalah sore atau senja.
Sedangkan Balimau artinya menggunakan Limau atau jeruk - dalam hal ini jeruk nipis - yang telah iris dan direbus.

Jika diartikan, Mandi Potang Balimau adalah mandi yang dilakukan oleh masyarakat Kampar pada sore hari menjelang masuknya tanggal 1 Ramadhan, dengan menggunakan limau. Mandi Potang Balimau ini dilakukan di tepian sungai Kampar-sebuah sungai terpanjang di Riau- dengan airnya yang jernih. Ada juga yang menyebutkan mandi balimau dengan sebutan mandi Balimau Kasai. Selain di Sungai Kampar, ada juga masyarakat yang melakukannya di rumah-rumah sendiri.

Digunakan Limau tujuannya adalah untuk membersihkan kulit kepala dari ketombe, membersihkan kuku jari kaki dan tangan. Sedangkan Kasai yang terbuat dari beras dan kunyit yang dihaluskan, berfungsi sebagai menghaluskan kulit dan muka. Mungkin zaman sekarang tepatnya luluran. Tradisi ini sudah lama dilakukan secara turun-temurun. Tidak ada yang tahu kapan persis adanya tradisi ini. Akan tetapi kemungkinan besar kegiatan tradisional ini telah dilakukan ratusan tahun yang lalu. Tapi mulai dijadikan sebagai sebuah even wisata dilakukan belasan atau 20 tahun yang lalu.

Selain itu jika ingin mandi di sungai ini, jangan pernah bergabung dengan para wanita, karena antara ‘topian” (tempat mandi) laki-laki dengan perempuan ada tempat khusus, yaitu antara tempat lak-laki dengan perempuan berjarak sekitar 20 meter dan selang-seling. Dalam Mandi Balimau Kasai pada awalnya tidak dilakukan secara bercampur antara laki-laki dengan perempuan, akan tetapi akhir-akhir ini hal tersebut sudah tidak diindahkan lagi.

Kalau kita lihat apa yang terjadi saat ini, tradisi Mandi Potang Balimau Kasai, sudah sangat jauh dilencengkan. Kita hanya akan melihat kegiatan yang sifatnya hura-hura dan pergaulan yang tidak sepantasnya dilakukan didepan umum. Bahkan yang memalukan adalah mandi bersamaan yang dilakukan anak muda laki-laki dengan perempuan dan juga mabuk mabukan. Padahal dulunya, tradisi ini merupakan hal yang tergolong sakral. Sebelum memasuki bulan puasa atau sebelum magrib, anak, anak kemenakan dan menantu atau juga yang tua serta murid, akan mendatangi orang tua, mertua, mamak (paman), kepala adapt, atau guru mereka dalam rangka meminta maaf menjelang masuk bulan suci.

Kedatangan generasi muda menjenguk orang tua akan disertai dengan iring-iringan dan membawa bahan Limau dan Kasai, serta membawa jambau (makan-makanan). Akan tetapi jangan harap hal semacan ini akan dijumpai. Jika anda datang ke Kampar, anda mungkin hanya menjumpai tempat-tempat hiburan yang dikerumuni masyarakat dan tidak akan mengisyaratkan akan memasuki bulan Ramadhan.

Info Tempat Iklan Murah Kampar Riau

Ingin memasang iklan di situs ini? Kami menerima iklan dalam bentuk apa pun asalkan tidak mengandung SARA. Harga mulai dengan penawaran termurah Anda untuk posisi iklan di sebelah atas dibawah header (judul) situs kami dalam ukuran cukup lebar.

- Tata Cara Pemasangan Iklan
Silakan ajukan penawaran iklan Anda ke ariknights@gmail.com. Atau Jika anda berada di Kampar Riau bisa menghubungi kami melalui HP di : +6285265554158. Sertakan bahan iklan Anda baik berupa gambar, kalimat-kalimat penjualan atau link situs ke alamat kontak diatas. Untuk memudahkan Anda untuk melakukan penawaran, silakan kirim lewat kontak kami.

- Pembayaran
Jika Anda berada di luar Kampar Riau, pembayaran iklan silakan kirim melalui:

Transfer Bank
Bank Mandiri Cabang A. Yani Pekanbaru,
Riau No Rek. 108-00-0641903-1
Atas Nama Ari Satria



- Pemasangan Iklan
Setelah melakukan pembayaran segera konfirmasi melalui email di ariknights@gmail.com.
Jika anda berada di Riau khususnya Pekanbaru, bisa menghubungi saya melalui HP di : 085265554158. Iklan Anda akan dipasang setelah dibayar dan dikonfirmasi.

Mengapa Anda memasang iklan di situs ini?:

1. Situs kami sudah berumur. Sudah beroperasi sejak Januari 2010.
1. Murah, jauh lebih murah bila dibandingkan situs sejenis. Pasang sehari iklan di koran dengan ukuran yang sama bisa setengah tahun disini.
2. Pengunjung reguler dan stabil
3. Unggul di website mesin pencarian seperti Google dan Yahoo serta merupakan sumber info Riau di internet.
5. Lokasi pemasaran anda jelas, Pekanbaru dan Riau.
6. Kami hanya menyediakan satu space iklan dengan ukuran diatas standar, 700x90 piksel
7. Posisi iklan yang strategis, paling atas. Para pengunjung kami bisa melihat tanpa srcoll halaman.

Dimana lagi Anda bisa menjual layanan dan barang Anda melalui Iklan Murah dengan target pasar jelas: Pekanbaru, Riau, mencakup seluruh Indonesia.

NB: Khusus untuk bahan iklan berupa gambar langsung kirim ke alamat email kami ariknights@gmail.com.