Minggu, 10 Juni 2012

Wisata Minat Khusus Kampar

Tugu Equator
Tugu Equator. Kampar adalah salah satu wilayah yang dilalui oleh garis khatulistiwa, tepatnya di sisi Sungai Kampar Kiri Kelurahan Lipat Kain. Pada titik tersebut tahun 1942 dibangun tugu tepat pada garis khatulistiwa dengan bola dunia di bagian atas dengan tinggi tugu lebih kurang 4 meter.  Areal ini belum menjadi kawasan wisata, namun selalu mendapat perhatian masyarakat yang melewati tugu tersebut. Tugu equator yang ada saat ini dibangun pada tahun 1980-an dan direncanakan akan dibangun yang lebih monumental yang berada dalam satu kesatuan sistem tugu equator Riau dengan kelengkapan bangunan yang lebih beragam dan diharapkan menjadi wahana pembelajaran, penddidikan dan sekaligus menjadi objek wisata.

Desa Wisata P Belimbing
Desa Wisata Pulau Belimbing. Hanya berjarak 2 km dari jalan raya yang menghubungkan Bangkinang dengan Pekanbaru di Kuok terdapat desa tua yang mempunyai ciri khas kehidupan melayu asli Kampar, sebagian rumah-rumah tua masih berdiri kokoh dan berpenghuni, alam desa didominasi kehijauan tanaman tropis dan bagian utara terdapat Sungai Kampar yang lebar dengan keindahan tersendiri. Jalan dan tata letak rumah di desa Pulau Belimbing terlihat rapi dan asri.  Pada bagian sisi sungai sepanjang lebih dari 200 meter terdapat taman dengan lebar 5 meter yang ditata asri untuk masyarakat dan pengunjung menikmati panorama Sungai Kampar. Masyarakat Desa Pulau Belimbing terkenal ramah dan mempunyai kebiasaan bergotong royong dalam pembangunan desa dan kegiatan sosial lainnya.

Desa Wisata Buluh Cina
Desa Buluh Cina yang dibelah oleh sungai Kampar dan dikelilingi hutan tropis yang eksotis, dapat dijangkau setengah jam bermobil (20 Km) dari Pekanbaru, Ibukota Provinsi Riau atau (90 Km) dari Bangkinang Ibu kota Kabupaten Kampar. Desa Buluh Cina terbagi ke dalam tiga dusun dengan  jumlah penduduk sekitar 1500 jiwa atau 300 kepala keluarga (KK). Desa Buluh  Cina merupakan desa adat tertua yang mengilhami kelahiran desa-desa yang ada di sekitarnya, seperti Desa Watas Hutan, Desa Pangkalan Baru, Desa Baru, Desa  Pandau Jaya dan Desa Tanah Merah. Adat istiadat Desa Buluh Cina mirip dengan masyarakat XIII Koto Kampar (Riau) dan Minang (Sumatera Barat).
Penduduk  setempat dibagi ke dalam dua suku berdasarkan garis keturunan dari pihak ibu (matrilinial), yaitu Suku Melayu dengan pucuk pimpinan adatnya Datuk Majolelo dan Suku Domo  dengan pucuk pimpinan adatnya Datuk Tumanggung. Setelah Datuk Majolelo pindah  ke Desa Watas Hutan, pucuk pimpinan adat Suku Melayu dipegang oleh Datuk  Bagindo. Desa Buluhcina telah menjadi pusat event wisata Kampar berskala nasional, beberapa objek dan kondisi alam yang bisa dinikmati di kawasan ini adalah: Rumah panggung khas melayu Kampar, Sampan-sampan kayu sebagai alat transportasi masyarakat lokal untuk mencari ikan atau ke ladang, wahana tempat memancing, habitat burung-burung eksotis, arena berkemah (camping ground) serta lapangan voli berpasir, Balai Adat dan museum Dua Suku, berisi peralatan para leluhur sebagai saksi sejarah atas terbentuknya komunitas masyarakat Adat Buluhcina dari generasi ke generasi. Hutan Buluhcina merupakan hutan hujan tropis yang dimiliki suku Melayu dan suku Domo. Hutan ini memiliki tujuh danau alam dengan variasi lebar 50-75 meter dan panjang 200-4.500 meter.
Berbagai jenis ikan air tawar khas Riau hidup di danau itu, seperti ikan patin, baung, belida, selais, dan tuokang. Berbaur dengan tujuh danau itu, beragam kayu jenis rengas, meranti, kempas, kruing, kandis, merbau, cengkawang, serta beragam kayu lain diselingi pepohonan buah-buahan seperti durian dan cempedak hutan tumbuh subur. Jangan heran jika saat berjalan pun ditemui jejak beruang madu. Beruang madu dewasa dapat mencapai tinggi 1,5-2 meter. Beruang madu hanya salah satu hewan liar yang hidup di hutan ini, selain siamang, rusa, burung, dan kupu-kupu. Di antara tumpukan dahan serta dedaunan di seluruh kawasan hutan, tumbuh berbagai jenis tanaman obat-obatan. Jamur, akar tanaman, dan berbagai tanaman lain berpotensi sebagai komoditas hutan bernilai ekonomis.



Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

1 komentar: