Minggu, 10 Juni 2012

Wisata Keluarga Kampar

Stanum
Stanum. Sebuah tempat rekreasi yang terletak di ibukota Kabupaten, berjarak 1 Km dari pusat kota Bangkinang. Tempatnya menarik dan strategis, yakni berada diatas perbukitan yang berhawa sejuk dengan pepohonan yang rindang. Kawasan ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, diantaranya ternpat pemandian, Musholla, Gedung Pertemuan, Motel, Restoran, Panggung Hiburan, dan Kolam Renang "INDOPURA" yang berskala Internasional. Stanum merupakan hasil kerjasama pemerintah Indonesia dengan angkatan udara pemerintah Singapore. Perkembangan selanjutnya Stanum menjadi salah satu tempat yang sering digunakan untuk kegiatan meeting, seperti konferensi, seminar, pelatihan (training).

Bukit Cadika
Bukit Candika, berada di dalam kota Bangkinang di kawasan perbukitan dengan ketinggian sedemikian rupa sehingga dari bukit ini seluruh kawasan perkotaan Bangkinang terlihat dengan jelas sampai ke seberang Sungai Kampar. Bukit Candika merupakan taman hutan kota yang sengaja dilestarikan untuk keindahan kota, tempat rekreasi, bumi perkemahan (campiong ground), dapat digunakan untuk pendidikan alam, out bound dan kegiatan alam terbuka lainnya.  Taman hutan kota ini mempunyai aksesibilitas yang tinggi dan dilengkapi dengan beberapa pesanggrahan (shelter). Secara khusus taman ini diperuntukan untuk pelatihan alam terbuka bagi pramuka.

Bukit Naang
Bukit Naang. Suatu kawasan pinggir kota Bangkinang, Desa Pasir Sialang yang masih bernuansa hutan dan dikembangkan menjadi taman rekreasi.  Selain taman bermain keluarga di lokasi ini juga sudah dibangun kolam renang. Taman dengan nuansa hutan ini adalah milik perorangan yang akan dikembangkan lebih jauh menjadi taman rekreasi keluarga yang bertaraf internasional terutama untuk kegiatan out bound dan  camping ground. Saat ini (2007) melalui kerjasama dengan rekan bisnis dari Eropa sedang dilakukan rancang bangun areal wisata taman-hutan untuk lokasi tersebut. Secara khusus lokasi ini akan dikembangkan untuk kegiatan pelatihan dan permainan atraktif yang bersifat pengembangan kemampuan manajerial dan keterampilan tertentu melalui pendekatan outbound.

Kasang Kulim
Kebun Binatang Kasang Kulim. Merupakan taman margasatwa untuk rekreasi dengan total luas lahan 17 Ha (terkelola ± 10 Ha). Terdapat berbagai jenis binatang liar, seperti beruang, elang, orang utan, gajah, siamang, buaya, babi, bahkan terdapat kangguru dan kuda nil.  Di areal ini juga terdapat taman rekresasi keluarga, shelter dan panggung hiburan. Lokasi ini sangat banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai penjuru, khususnya masyarakat Pekanbaru karena lokasinya yang berada di pinggiran kota Pekanbaru.




Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

Wisata Minat Khusus Kampar

Tugu Equator
Tugu Equator. Kampar adalah salah satu wilayah yang dilalui oleh garis khatulistiwa, tepatnya di sisi Sungai Kampar Kiri Kelurahan Lipat Kain. Pada titik tersebut tahun 1942 dibangun tugu tepat pada garis khatulistiwa dengan bola dunia di bagian atas dengan tinggi tugu lebih kurang 4 meter.  Areal ini belum menjadi kawasan wisata, namun selalu mendapat perhatian masyarakat yang melewati tugu tersebut. Tugu equator yang ada saat ini dibangun pada tahun 1980-an dan direncanakan akan dibangun yang lebih monumental yang berada dalam satu kesatuan sistem tugu equator Riau dengan kelengkapan bangunan yang lebih beragam dan diharapkan menjadi wahana pembelajaran, penddidikan dan sekaligus menjadi objek wisata.

Desa Wisata P Belimbing
Desa Wisata Pulau Belimbing. Hanya berjarak 2 km dari jalan raya yang menghubungkan Bangkinang dengan Pekanbaru di Kuok terdapat desa tua yang mempunyai ciri khas kehidupan melayu asli Kampar, sebagian rumah-rumah tua masih berdiri kokoh dan berpenghuni, alam desa didominasi kehijauan tanaman tropis dan bagian utara terdapat Sungai Kampar yang lebar dengan keindahan tersendiri. Jalan dan tata letak rumah di desa Pulau Belimbing terlihat rapi dan asri.  Pada bagian sisi sungai sepanjang lebih dari 200 meter terdapat taman dengan lebar 5 meter yang ditata asri untuk masyarakat dan pengunjung menikmati panorama Sungai Kampar. Masyarakat Desa Pulau Belimbing terkenal ramah dan mempunyai kebiasaan bergotong royong dalam pembangunan desa dan kegiatan sosial lainnya.

Desa Wisata Buluh Cina
Desa Buluh Cina yang dibelah oleh sungai Kampar dan dikelilingi hutan tropis yang eksotis, dapat dijangkau setengah jam bermobil (20 Km) dari Pekanbaru, Ibukota Provinsi Riau atau (90 Km) dari Bangkinang Ibu kota Kabupaten Kampar. Desa Buluh Cina terbagi ke dalam tiga dusun dengan  jumlah penduduk sekitar 1500 jiwa atau 300 kepala keluarga (KK). Desa Buluh  Cina merupakan desa adat tertua yang mengilhami kelahiran desa-desa yang ada di sekitarnya, seperti Desa Watas Hutan, Desa Pangkalan Baru, Desa Baru, Desa  Pandau Jaya dan Desa Tanah Merah. Adat istiadat Desa Buluh Cina mirip dengan masyarakat XIII Koto Kampar (Riau) dan Minang (Sumatera Barat).
Penduduk  setempat dibagi ke dalam dua suku berdasarkan garis keturunan dari pihak ibu (matrilinial), yaitu Suku Melayu dengan pucuk pimpinan adatnya Datuk Majolelo dan Suku Domo  dengan pucuk pimpinan adatnya Datuk Tumanggung. Setelah Datuk Majolelo pindah  ke Desa Watas Hutan, pucuk pimpinan adat Suku Melayu dipegang oleh Datuk  Bagindo. Desa Buluhcina telah menjadi pusat event wisata Kampar berskala nasional, beberapa objek dan kondisi alam yang bisa dinikmati di kawasan ini adalah: Rumah panggung khas melayu Kampar, Sampan-sampan kayu sebagai alat transportasi masyarakat lokal untuk mencari ikan atau ke ladang, wahana tempat memancing, habitat burung-burung eksotis, arena berkemah (camping ground) serta lapangan voli berpasir, Balai Adat dan museum Dua Suku, berisi peralatan para leluhur sebagai saksi sejarah atas terbentuknya komunitas masyarakat Adat Buluhcina dari generasi ke generasi. Hutan Buluhcina merupakan hutan hujan tropis yang dimiliki suku Melayu dan suku Domo. Hutan ini memiliki tujuh danau alam dengan variasi lebar 50-75 meter dan panjang 200-4.500 meter.
Berbagai jenis ikan air tawar khas Riau hidup di danau itu, seperti ikan patin, baung, belida, selais, dan tuokang. Berbaur dengan tujuh danau itu, beragam kayu jenis rengas, meranti, kempas, kruing, kandis, merbau, cengkawang, serta beragam kayu lain diselingi pepohonan buah-buahan seperti durian dan cempedak hutan tumbuh subur. Jangan heran jika saat berjalan pun ditemui jejak beruang madu. Beruang madu dewasa dapat mencapai tinggi 1,5-2 meter. Beruang madu hanya salah satu hewan liar yang hidup di hutan ini, selain siamang, rusa, burung, dan kupu-kupu. Di antara tumpukan dahan serta dedaunan di seluruh kawasan hutan, tumbuh berbagai jenis tanaman obat-obatan. Jamur, akar tanaman, dan berbagai tanaman lain berpotensi sebagai komoditas hutan bernilai ekonomis.



Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

Wisata Buatan Kampar

PLTA Koto Panjang Waduk PLTA Koto Panjang. Berada di Kecamatan XIII Koto Kampar, Luasnya 12,40 Ha menghasilkan Listrik 114 Mega Watt, pembangunannya dimulai sejak tahun 1979 dan selesai tanggal 28 Februari 1997 dengan Konsultan TEPSCO (Tokyo Electric Power Service Co) dari Jepang.
     
  Bendungan Ompang Uwai Bendungan Ompang Uwai atau dikenal juga dengan Inlaat Oewai. Berada di Kecamatan Bangkinang Seberang, Bendungan yang dibangun oleh Belanda semasa penjajahan pada tahun 1934 boleh dikatakan salah satu bendungan tertua di Riau. Bendungan ini mempunyai daya layan untuk mengairi 3 desa, yaitu Desa Uwai, Desa Pulau dan Desa Pungguk. Mempunyai lansekap yang cukup indah dan hanya berjarak 9 Kilometer dari Bangkinang. Pada saat libur dikunjungi oleh masyarakat setempat sebagai tempat rekreasi, bahkan sebagian warga Kota Bangkinang menggunakan becak ke lokasi bendungan ini. Dari luasan bendungan dan ruang terbuka yang terdapat di sekitar bendungan, lokasi ini potensial untuk dikembangkan sebagai pilihan wisata alam lokal disamping wahana untuk menyelenggarakan event pacu sampan dan juga maawuok ikan. Selain dari itu juga dapat dikembangkan atraksi budaya lokal masyarakat Kampar dan sekaligus menyusun buku sejarah tentang latar belakang dan keberadaan bendungan ini.
     
  Bendungan Sungai Paku Bendungan Sungai Paku. Berada di Kecamatan Kampar Kiri, Bendungan Sungai Paku merupakan bendungan irigasi yang terluas di Kabupaten Kampar (lebih kurang 1 km persegi) dengan panorama alam yang sangat indah. Pada bagian tengah bendungan yang dikelilingi gugusan perbukitan hijau ini terdapat beberapa pulau kecil yang rimbun.  Selain suasana lingkungan yang masih alami, konon di bendungan ini masih terdapat buaya yang penampakannya sudah terlihat jarang sekali. Selain dijadikan arena untuk rekreasi, areal sekitar danau juga sering dimanfaatkan untuk memancing, bahkan pada beberapa sudut danau terlihat adanya keramba pemeliharaan ikan. Pada salah satu sisi bendungan tersedia kolam yang khusus dibangun untuk pemancingan dan budidaya ikan tawar. Sampai saat ini bendungan ini masih berfungsi sebagai alat pengatur distribusi air untuk keperluan irigasi persawahan di kawasan Kampar Kiri dan sekitarnya.
     
  Bendungan Simbat Bendungan Simbat. Berada di Kecamatan Kampar Timur, adalah salah satu dari sekian bendungan yang terdapat di Kabupaten Kampar dengan fungsi pengaturan air untuk irigasi.  Lokasi Bendungan ini berada di Desa Padang Mutung yang berjarak 21 km dari Kota Pekanbaru dan berada tidak jauh dari jalan utama yang menghubungkan Pekanbaru dengan Bangkinang (2 Km). Bendungan yang telah berdiri sejak tahun 1965 ini telah menjadi salah satu tempat rekreasi bagi masyarakat setempat. Di sekeliling danau terdapat beberapa rumah penduduk yang sederhana, deretan kelapa, sawit karet dan sawah serta padang gembala sapi/domba yang membangun suasana pedesaan yang kental dan berhawa sejuk.
     
  Bendungan Sungai Tibun Bendungan Sungai Tibun. Berada di Kecamatan Kampar Timur, di desa Padang Mutung Kecamatan Kampar yang merupakan salah satu tempat diselenggarakannya event Balimau Kasai pada awal Bulan Suci Ramadhan. Bendungan yang merupakan bagian dari sistem irigasi untuk Kecamatan Kampar dan sekitarnya ini, juga dimanfaatkan untuk membudidayakan ikan, tempat rekreasi dan pemancingan. Pada salah satu sisi pinggir danau bendungan ini tersedia lapangan terbuka yang berlatar pepohonan karet dan kelapa darat yang sering digunakan untuk tempat perkemahan, baik oleh pelajar maupun para pecinta alam. Bendungan yang diperkirakan mempunyai luas 20 Ha ini terdapat shelter sederhana yang sekaligus tempat tinggal pengelola bendungan.

Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

Wisata Religius Kampar

Masjid Kubro Masjid Kubro. Merupakan objek wisata peninggalan sejarah masyarakat Melayu Darat yang berbentuk bangunan masjid yang didirikan pada tahun 1889 dengan arsitektur tradisional didirikan secara bergotong royong oleh persukuan yang ada disekitar daerah tersebut yaitu suku Domo, suku Bendung, suku Melayu, Suku Sakai, suku Putopang dan suku Piliang dengan koordinator Raja Kampar. Masjid ini sebagai tanda penerimaan masyarakat Padang Merbau terhadap perkembangan agama Islam. Daya tarik objek wisata ini adalah keindahan arsitektur dan struktur bangunan yang khas mencerminkan gaya Melayu Darat. Masjid ini terletak dusun Padang Merbau desa Kampung Panjang,  Kec. Kampar.
     
  Masjid Ikhsan Masjid Ikhsan adalah salah satu masjid tertua di Kabupaten Kampar dengan arsitektur yang sangat khas.  Beberapa ornamen bangunan mencirikan ukiran Melayu dan Cina namun badan bangunan sudah berciri konstruksi Belanda dengan pintu dan jendela berukuran besar dan berkisi-kisi. Desain atap berbentuk limas dan menjadi ciri beberapa bangunan masjid tua di Kampar.
     
  Syech Burhanuddin Makam Syech Burhanudin (Ziarah). Berupa makam Ulama Besar yang menyebarkan agama Islam terhadap penduduk asli Melayu di sekitar Hulu Sungai Kampar (Gema). Makam tersebut banyak dikunjungi para peziarah dari Malaysia, Sumbar dan masyarakat Riau pada umumnya. Keunikan makam ini adalah panjangnya yang mencapai 3 meter. Makam ulama yang penaruhnya masih kuat sampai hari ini, terdapat di Desa Kuntu, Kampar Kiri Hulu. Salah satu peninggalan besar beliau adalah Kitab Fathul Wahab, disamping benda pusaka lain seperti stempel berbahasa arab dan tongkat sang guru. Makam ini merupakan salah satu tempat ziarah yang paling banyak dikunjungi di Kampar.
     
  Syech Abdul Gani Makam Syech Abdul Ghani (Ziarah). Makam seorang ulama besar pengembangan aliran Naqsyabandiah di Indonesia. Makam yang berada di pinggiran waduk Koto Panjang ini selalu dikunjungi penziarah pada hari-hari besar Islam baik yang datang dari wilayah sekitar Kampar, Jakarta dan daerah-daerah di Jawa maupun dari Malaysia.
     
 
Makam Syech Jaafar berada di Kec. XIII Koto Kampar.
     


Makam Syech Abdul Samad Palambani berada di Kec. Bangkinang Barat.

   

Syech Harun Makam Syech Harun berada di Rumbio Kec. Kampar, Syech Harun seorang Ulama pengembang Agama Islam, Lahir di Sialang Kab. Lima Puluh Kota Prov. Sumatera Barat, lama menetap di Makkah dan berkelana dalam mengembangkan syariat Islam sampai ke Mesir, Pakistan, Turki, Negeri China, Tanah Jawa, Makasar, Kalimantan dan Sumatera, Beliau lama berguru kepada Syech Muhammad Arsyad di Kalimantan, terakhir menetap di Desa Rumbio dan wafat pada tahun 1984 dalam usia lebih dari 150 Tahun.

   


Makam Syech Engku Mudo Husin berada di Desa Naga Beralih di Kec. Kampar Utara.


 


Makam Syech Abdul Hamid (Ulama dari Arab) berada di Desa Pantai Cermin Kec. Tapung.

   


Makam Syech Mahfud berada di Desa Pantai Cermin Kec. Tapung.

   


Makam Engku Mudo Sangkal berada di Airtiris Kec. Kampar

   

  Makam Syech Abdul Muis Al Halidy (asal Iraq) dan Istri Siti Saadah Abdawiyah (asal Malaysia) berada di Desa Batu Belah Kec. Kampar.

Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

Wisata Religius Kampar : Masjid Jamik

Masjid Jamik
Masjid Jamik. Adalah masjid yang cukup tua, dibangun pada tahun 1901 oleh Datuk Engku Mudo Sangkal yang menjadi ulama besar pada saat itu.  Masjid Jamik mempunyai 20 tiang yang kayunya berasal dari 20 desa dan dibangun tanpa paku tapi semuanya menggunakan pasak kayu. Masjid ini sempat dibakar oleh Belanda namun gagal dibumihanguskan. Hampir seluruh bangunan terbuat dari kayu dan masih asli. Bangunan Masjid Jamik penuh dengan ukiran dan ornamen yang bercirikan arsitektural melayu dan cina. Bagian atap bertingkat dengan desain berpola limas. Selain bangunan yang penuh dengan ukiran, di luar masjid terdapat sebuah sumur yang di dalamnya terendam batu besar yang mirip kepala kerbau. Konon, batu tersebut selalu berpindah tempat tanpa ada yang memindahkannya. Oleh masyarakat tempatan masjid ini dianggap keramat dan kini banyak mendapat kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara, terutama dari Singapura dan Malaysia untuk membayar nazar dan mandi di sumurnya. Kunjungan yang terbanyak sesudah Bulan Puasa atau pada hari raya Puasa Enam.

Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

Wisata Religius Kampar : Markaz Islamy

Markaz Islamy
Markaz Islamy adalah Masjid yang dibangun di tengah Kota Bangkinang. Pembangunan mesjid dimulai pada tahun 2005, Masjid ini rencananya akan digunakan sebagai pusat kegiatan masyarakat muslim Kampar. Karena kemegahannya, masjid ini akan dijadikan sebagai icon Kabupaten Kampar yang dikenal juga sebagai Serambi Mekah Indonesia selain Provinsi NAD.

Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

Wisata Alam Kampar : Hutan Lindung Adat Rumbio Hutan Lindung Adat Desa Rumbio dan Hutan Lindung Rimbo Terantang

Hutan Lindung Terantang
Hutan Lindung Adat Rumbio
Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

Wisata Alam Kampar : Puncak Menara Telkom Tanjung Alai

Puncak Menara Telkom
Puncak Menara Telkom Tanjung Alai. Merupakan areal milik Perumtel yang terletak di salah puncak bukit di kawasan Waduk Danau Rusa Koto Panjang. Karena letaknya yang tinggi serta pada sudut yang strategis, maka dari lokasi ini dapat dilihat seluruh bentangan Danau Rusa Koto Panjang yang dikelilingi gugusan perbukitan yang indah. Ini adalah salah satu panorama yang indah di kawasan waduk Danau Rusa Koto Panjang. Lokasinya tidak terlalu jauh dari jalan raya yang menghubungkan Riau dengan Sumbar. Lokasi ini sebenarnya adalah tempat pemasangan tower perumtel (Base Transceiver Station/BTS).

Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

Wisata Alam Kampar : Danau Aquari

Danau Aquari
Danau Aquari adalah kawasan di tepian Waduk Koto Panjang yang mempunyai panorama (view) yang paling indah serta dilengkapi taman bermain dan sarana olah raga tirta seperti jetski, kano dan speedboat. Tempat yang unik bagi rekreasi keluarga penyuka alam dan petualangan tirta. Di kawasan yang sudah dibebaskan oleh perorangan (lebih kurang 600 ha) terdapat pulau kecil yang menarik untuk dikembangkan untuk berbagai kegiatan yang bernuansa tirta.
Pengelola Aquari, Datuk Klinton bercita-cita ingin menjadikan kawasan ini sebagai lokasi wisata rekreasi keluarga, arena olah raga tirta dan tempat rileksasi yang terbaik di Riau. Untuk itu pihak pengelola sudah mengeluarkan dana ratusan juta guna pembebasan lahan termasuk pembabatan ribuan tunggul kayu yang berada di waduk, sehingga saat ini sudah dapat dijelajahi dengan speedboat dan digunakan untuk olahraga jetski.

Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

Wisata Alam Kampar : Puncak Panorama

Puncak Panorama
Puncak Panorama. Salah satu sudut pandang panorama indah ke waduk Danau Rusa Koto Panjang yang berada di sisi jalan Riau-Sumbar. Merupakan tempat pemberhentian sementara para penumpang/ pengemudi yang melakukan perjalanan Riau-Sumbar. Di lokasi ini terdapat warung-warung yang menyediakan berbagai makanan dan minuman ringan dengan pelayanan yang ramah.

Peta Wisata Kampar
     

Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar 

Wisata Alam Kampar : Danau Harapan

Danau Harapan
Danau Harapan, merupakan danau alam yang berada di Desa Tanjung Rambutan ini cukup asri. Danau dikelilingi oleh pepohonan dan sering dijadikan tempat pemancingan, bahkan dulunya menjadi andalan mata pencaharian masyarakat setempat dengan mencari ikan di danau ini lalu menjualnya ke pasar. Danau harapan merupakan kawasan rekreasi bagi masyarakat setempat, baik keluarga maupun perorangan yang mempunyai hobby memancing.


Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar 

Wisata Alam Kampar : Mata Air Panas Sinamanenek

Air Panas Sinamanenek
Mata Air Panas Sinamanenek, berada di Desa Kepanasan terletak 15 km dari jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Sinamanenek dengan Petapahan.  Mata air panas berada dalam kawasan hutan yang masih sangat alami dengan suhu mencapai 60°C.  Terdapat beberapa titik mata air yang terhubung satu sama lain yang berbentuk sungai kecil. Lokasi sumber air panas ini hanya dapat ditempuh dengan kendaraan 2 roda dan harus melewati perkebunan sawit.  Meski belum ada penataan, pada hari libur lokasi ini banyak dikunjungi oleh para kaula muda dan sebagian ada yang bertujuan untuk berobat, terutama bagi mereka yang mempunyai penyakit kulit.


Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar 

Wisata Alam Kampar : Air Terjun Koboko

Air Terjun Kaboko
Air Terjun Koboko. Objek wisata air terjun Koboko ini berada di Desa Lipat Kain. Air terjun ini terletak di hulu Sungai Setingkai. Jumlah air terjun yang terdapat di hulu Sungai ada 5 buah. Jarak antara satu air terjun dengan air terjun lainnya relative jauh, yaitu sekitar 100 – 200 m. Diantara kelima buah air terjun tersebut ada satu buah air terjun yang disebut dengan air terjun Koboko. Air terjun Koboko memiliki ketinggian ± 10m. Pada hari-hari libur kawasan ini ramai dikunjungi oleh anak-anak sekolah dan jalur yang mereka tempuh umumnya melalui jalur air.


Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar 

Wisata Alam Kampar : Air Terjun Sungai Osang

Air Terjun sungai Osang
Air Terjun Sungai Osang. Berupa aliran air dari Sungai Binamang menuju Sungai Osang. Karena adanya perbedaan ketinggian letak Sungai Osang dengan Sungai Binamang, maka tercipta air terjun yang menarik karena air terjun Osang ini adalah pertemuan dua sungai dengan ketinggian yang berbeda, dimana air dari sungai Binamang jatuh ke aliran (badan) Sungai Osang. Kedua sungai tersebut berada di kawasan hutan yang masih alami sehingga kondisi airnya begitu jernih dan dikitari tanaman hutan yang lebat dan asri.  Pada cucuran air terjun terbentuk kolam yang memungkinkan untuk berendam dengan arus lembut yang terus mengalir.


Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar 

Wisata Alam Kampar : Air Terjun Sungai Binamang

Air Terjun Binaman
Air Terjun Sungai Binamang. Pada bagian lebih hulu dari pertemuan Sungai Binamang dengan Sungai Osang terdapat air terjun Binamang yang unik karena adanya goa pada bagian belakang air terjun. Air terjun meski tidak terlalu tinggi namun mempunyai lebar yang membuat cucuran air terlihat unik seakan dibentuk oleh tangan manusia. Dasar sungai/air terjun berupa batu cadas yang seakan sengaja disusun dan bahkan ada yang berbentuk kolam-kolam bulat-kecil seperti tempat untuk bermain. Selain berlatar batuan cadas, sekitar air terjun ditutupi tanaman rambat yang lebat yang menegaskan bahwa sungai ini mengalir di dalam hutan rimba yang lebat.


Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar 

Wisata Alam Kampar : Air Terjun Bertingkat Tanjung Belit

Air Terjun Tanjung Belit
Air Terjun Bertingkat Tanjung Belit. Air terjun yang terdiri dari 7 lokasi yang berdekatan berada di tengah-tengah hutan tropis yang masih lebat. Ketujuh lokasi air terjun tersebut dihubungkan dengan jalan setapak (tracking) yang berjarak ± 1,5 Km dari Desa Tanjung Belit (Kecamatan Kampar Kiri Hulu) dan juga dapat dicapai dengan menggunakan kapal motor melalui Sungai Kampar Kiri.  Masing-masing air terjun mempunyai ketinggian dan kolam yang berbeda-beda namun mempunyai kejernihan air yang sama.
Ketujuh air terjun ini berada dalam kawasan hutan lindung Suaka Margasatwa Bukit Rimang-Bukit Baling, sehingga setiap track menuju lokasi menjadi tantangan tersendiri untuk melaluinya. Di sepanjang jalan setapak menuju air terjun tersebut dapat ditemukan berbagai jenis tanaman hutan hujan tropis yang tumbuh dengan rapat, lebat dan lembab serta berbagai jenis serangga, burung dan fauna hutan tropis lainnya.


Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar 

Wisata Alam Kampar : Air Terjun Kebun Tinggi / Pangkalan Kapas

Air Terjun Kebun Tinggi
Air Terjun Kebun Tinggi / Pangkalan Kapas. Air terjun di Desa Kebun Tinggi merupakan air terjun tertinggi di Provinsi Riau. Ketinggian air terjun ± 250 m. Karena begitu tingginya air terjun tersebut, air yang tiba di dasar air terjun bukan hanya berupa air, melainkan bercampur dengan embun. Kondisi dinding air terjun sangat kokoh karena tersusun dari batu padas yang kuat. Masyarakat setempat menamakan air terjun tersebut dengan sebutan "air terjun Pangkalan Kapas". Sampai saat ini, mereka yang berkunjung ke air terjun Kebun Tinggi umumnya masih terbatas dari kelompok pecinta alam, baik dalam maupun dari luar negeri. Hal ini disebabkan akses jalan menuju lokasi air terjun belum memadai untuk ditempuh oleh pengunjung dari kalangan masyarakat biasa

Wisata Alam Kampar : Danau Rusa Koto Panjang

PLTA Koto Panjang
Danau Rusa Koto Panjang, berlokasi di Desa Merangin, Bangkinang Barat, Kabupaten Kampar, lebih kurang 88 km dari kota Pekanbaru. Di Danau Rusa Koto Panjang ini dapat kita saksikan pemandangan alam yang sangat indah, dengan deretan bukit-bukit yang ditumbuhi pepohonan dengan jenis yang beragam.
Luas areal Danau Rusa Koto Panjang ini sekitar 14.000 Ha yang mampu menghasilkan listrik dengan daya 114 mega watt yang melayani sebagian besar kebutuhan listrik masyarakat Riau. Kawasan Danau Rusa Koto Panjang tidak semata-mata sebagai sumber tenaga listrik dan sumber air bersih, tapi juga menyimpan nilai historis bagi masyarakat Kabupaten Kampar dan Kabupaten Lima Puluh Kota khususnya serta masyarakat Provinsi Riau dan Sumatera Barat pada umumnya.
Pembangunan kawasan Danau Rusa Koto Panjang dimulai tahun 1979, ketika PLN berencana membangun dalam skala kecil di Tanjung Pauh untuk memanfaatkan air Batang Mahat, anak Sungai Kampar Kanan. Pada bulan September dan November 1979, TEPSCO (Tokyo Electric Power Service Co. Ltd.), sebuah perusahaan konsultan Jepang, mengirim tim pencarian proyek (project finding) ke Sumatera. Dari hasil survey yang dilakukan, TEPSCO mengusulkan pembangunan waduk berskala besar di pertemuan Sungai Kampar Kanan dengan Batang Mahat yang lokasi damsite-nya di daerah Koto Panjang.
Pada bulan Januari 1993, pembangunan proyek yang terletak di tapal batas Provinsi Riau dengan Provinsi Sumatera Barat ini pun dimulai. Pada bulan Maret 1996, bendungan selesai dibangun dan langsung dilakukan ujicoba penggenangan air. Bertepatan dengan hari Jumat tanggal 28 Februari 1997, penggenangan air secara resmi dilakukan.

Wisata Budaya Kampar


  Pekan Budaya Kampar Pekan Budaya Kampar, sebuah Event Budaya yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya dengan tujuan untuk menggali dan melestarikan nilai-nilai Budaya dan nilai-nilai Adat Istiadat yang senantiasa hidup dan berkembang ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Kampar.
     
  Balimau Kasai Balimau Kasai di Desa Batu Belah adalah tradisi menyambut masuknya bulan Ramadan yang sudah berlangsung berabad-abad lamanya sejak Riau masih berbentuk kerajaan. Balimau memiliki makna prosesi untuk menyucikan diri dari pengaruh jahat di dalam tubuh. Kasai ialah harum-haruman yang dipakai untuk berkeramas saat Mandi Balimau. Aromanya sangat khas. Terbuat dari jeruk kasai besar (jeruk purut) yang direndam bersama beras kencur, kunyit dan bunga-bungaan yang wangi. Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut itu diyakini bermanfaat untuk mengusir pengaruh jahat dalam tubuh dan segala macam rasa dengki yang ada di dalam kepala. Kalau sudah bersih, orang itu harus menjalankan ibadah puasa keesokan harinya.
Sedangkan kata Potang Mamogang berarti petang menjelang, menunjukkan waktu pelaksanaan prosesi. Upacara Balimau Kasai diadakan di desa-desa lain di sepanjang aliran Sungai Kampar. Prosesi Balimau Kasai yang jatuh menjelang ba’da (waktu) Maghrib itu ditandai dengan memandikan tokoh masyarakat, adat dan pejabat pemerintah, serta pemuka agama di pinggir Sungai Kampar. Ini kemudian diikuti mandi balimau yang dilakukan masyarakat dengan cara beramai-ramai menceburkan diri ke Sungai Kampar. Setelah itu, antara masyarakat dan pemimpinnya berjabat tangan, saling memohon maaf, agar memasuki bulan suci dengan hati yang bersih dan penuh kedamaian.
     
  Muawuo danau Bokuok Maawuo Danau Bokuok di Kec. Tambang adalah tradisi menangkap ikan di Danau Bakuok sebagai tanda untuk memeriahkan/menyambut bulan suci Ramadhan yang dilakukan masyarakat setiap tahunnya. Tradisi ini telah dimulai lebih dari 100 tahun lampau. Kegiatan ini biasanya dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat Kampar, bahkan ada diantara mereka yang sengaja mendirikan tenda-tenda untuk menetap selama masa Maawuo. Rata-rata setiap keluarga bertahan satu hingga tujuh hari. Ratusan sampan memenuhi areal danau. Jaring ditebar bersamaan, menimbulkan pemandangan atraktif. Sementara itu di tepian sungai, selain kesibukan menampung dan memasak ikan, juga diramaikan acara hiburan yang sengaja digelar aparat desa setempat. Anggota keluarga laki- laki terus sibuk menjala, sementara kaum perempuan dan anak-anak bersiaga di tepian menyambut hasil tangkapan. Danau Bakuok yang berukuran kurang lebih 1.000 m x 100 m itu merupakan kawasan yang dilindungi hukum adat. Danau ini memiliki kandungan berjenis-jenis ikan, seperti patin, baung, dan ikan air tawar lainnya. Selain itu, di Bakuok terdapat ikan khas, yaitu ikan Motan.
     
  Ziarah Kubur Ziarah Kubur Hari Raya Enam di Kec. bangkinang Seberang merupakan event budaya yang bernuansa religius, dimana pada hari itu masyarakat bergembira karena telah berhasil melaksanakan puasa bulan Ramadhan dan puasa di awal bulan syawal. Puasa Enam memang menjadi sunat bagi umat muslim namun bagi masyarakat Kampar menjadi ibadah khusus, bahkan dijadikan acara yang semarak dan religius dengan menyajikan berbagai macam hiburan rakyat dan atraksi seperti panjat pinang, hiburan musik disamping kegiatan religius seperti kegiatan ziarah kubur dan pengajian.
     
  Pacu Sampan Buluh Cina Pacu Sampan Buluh Cina di Kec. siak Hulu. Pacu Jalur dikenal di Teluk Kuantan sedangkan di Kampar dikenal dengan Pacu Sampan Buluh Cina. Pacu Sampan Buluh Cina (PSB) yang digelar tiap tanggal 9 Agustus, bertepatan dengan hari jadi Provinsi Riau, berlangsung antara lima sampai tujuh hari, merupakan rangkaian festival Sungai Kampar yang dikelola oleh Pemda Kabupaten Kampar.  PSB berhadiah Piala/Tropi dan uang tunai, adalah satu-satunya Pacu Sampan di Indonesia yang diangkat dari budaya anak negeri yang diikuti mulai masyarakat umum, Pegawai Negeri dan Perusahaan, Tentara dan Polisi, wartawan/karyawan pers sampai atlet dayung dari luar Provinsi Riau dan luar negeri.  Berpacu dalam posisi tegak dan berpacu dengan mata tertutup merupakan atraksi paling unik dan paling menghibur dalam Pacu Sampan Buluh Cina, disamping pameran dari berbagai perusahaan dan menampilkan berbagai bentuk kesenian.
     
 
Pacu Tongkang di Desa Pulau Belimbing adalah sebuah Event Pacu Sampan ukuran besar (Tongkang) yang dilaksanakan melawan arus Sungai Kampar dan selalu dilaksanakan dalam menyambut Bulan Puasa Ramadhan, sebelum acara Pacu Tongkang dimulai juga dilaksanakan tradisi Bakela yaitu makan bersama dengan Tokoh Pemerintah, Agama dan Tokoh adat.
     
 
Mancokou Ikan di Kec. Kampar Kiri Hulu. Adalah sebuah event tradisi masyarakat yang hampir sama dengan Muawuo di Danau Bokuok, tapi disini masyarakatnya turun ke Sungai untuk sama-sama menangkap ikan dengan peralatan seadanya, tidak menggunakan perahu dan jala sebagaimana di Danau Bokuok.


Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar 

Wisata Sejarah Kampar


  Candi Muara Takus Candi Muara Takus. Candi ini merupakan satu-satunya peninggalan sejarah Budha yang ada dibumi Riau, dibangun antara abad IV dan IX, sebagai bukti agama Budha pernah berkembang di kawasan ini. Candi ini berukuran 7 x 7 meter, dengan tinggi 14 meter, dikelilingi oleh tembok berukuran 74 x 74 meter, bangunan candi ini bentuknya sangat mirip dengan bangunan candi Asyoka di India.
Candi Muara Takus terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, berjarak sekitar 60 Km dari Ibukota Kabupaten dan 121 Km dari Ibukota Provinsi. Objek wisata ini merupakan objek wisata peninggalan sejarah yang berupa bangunan Candi yang terdiri dari Mahligai Stupa Candi Tua, Candi Bungsu, Pelangka dan tempat pembakaran tulang belulang manusia, yang merupakan pusat agama Budha dan pusat perdagangan dari kedatuan Sriwijaya.
Candi ini didirikan sebagai penghormatan terhadap seorang putri India yang datang ke negeri ini ia meninggal tenggelam di sungai Kampar. Daya tarik objek wisata ini adalah keindahan bangunan candi yang berusia ratusan tahun yang arsitekturnya mirip dengan bangunan pada masa Asyoka di India dan ada pula persamaannya dengan arsitektur dari Birma dan arsitektur Bihara Bahal di Padang Sidempuan.  Lingkungan alam sekitar candi masih asri dan alami meski sebagian sudah tergenang oleh waduk Koto Panjang.
Seorang tokoh Agama Budha Riau, Sidarta menceritakan Muara Takus termasuk sebagai candi terbesar dan dikenal sebagai situs umat Budha dunia yang menjadi referensi.
Hal ini diketahuinya tidak sekadar dari catatan sejarah, namun dari banyaknya ia mendampingi Rinpoce dari Tibet (sekelas Lama atau disebut titisan Biku melalui reinkarnasi yang bisa menikah), yang selalu ingin melaksanakan ritual ibadah di Candi Muara Takus.
''Tidak lengkap ilmu kalau tidak beribadah ke Candi Muara Takus. Pada zamannya dulu, begitulah pesan dari mahaguru yang diteruskan secara turun menurun.
     
  Istana Gunung Sahilan Kerajaan Gunung Sahilan. Bangunan Istana Gunung Sahilan ini dahulunya digunakan sebagai tempat tinggal raja dan sekarang digunakan sebagai tempat rapat ninik mamak menyelenggarakan upacara-upacara adat, termasuk acara tanggal 15 Ramadhan dan Idul Fitri. Juga merupakan tempat pertemuan Suku Melayu (Siompu Melayu Sejati) seperti suku Piliang, Domo, Petopang, Chaniago, Meliling, dll.
Di Istana ini masih tersimpan berbagai benda-benda pusaka kerajaan, seperti peralatan pesta raja, senjata, guci, perabot istana, dll. Bangunan yang ada sekarang diperkirakan dibangun (kembali) pada tahun 1940 sebagaimana yang tertera pada gerbang pintu masuk Istana Gunung Sahilan. Kerajaan Gunung Sahilan sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 1224 (Raja Berdarah Putih) yang merupakan daerah rantau dari Kerajaan Pagaruyung (Minangkabau – Sumatera Barat). Sampai akhir tahun 1970-an hubungan sosial antara penduduk sekitar Gunung Sahilan masih terjalin erat dengan penduduk sekitar Istana Pagaruyung (Batusangkar-Sumatera Barat).
     
  Museum Kendil Museum Kendil Kemilau Emas berlokasi di Desa Pulau Belimbing Kecamatan Bangkinang baru diresmikan pada tanggal 22 Mei 1988. Museum ini berbentuk rumah Adat Lima Koto Kampar yang dibangun sekitar tahun 1900 oleh almarhum Haji Hamid. Dalam museum ini tersimpan berbagai barang antik yang memiliki nilai sejarah seperti Barang tembikar, Alat Pertukangan, Alat Pertanian, Alat-alat penangkap ikan, alat-alat kesenian, Alat-alat pelaminan, Alat-alat perdagangan, Alat pesta dan lain-lain. Disamping alat-alat tersebut tersimpan pula dayung perahu dagang terbuat dari kayu yang sangat kuat berasal dari abad ke 18, serta sebuah kompas yang terbuat dari bambu yang dibuat oleh bangsa China karena angka-angka yang tertulis pada kompas tersebut ditulis dalam aksara China. Ada dua ratus lima puluh (250) macam barang antik koleksi musium Kandil Kemilau Emas yang semuanya merupakan koleksi warisan yang telah turun temurun sebagai barang pusaka.
     
  Rumah Lontiok Rumah Adat Lontiok. Rumah Asli Lontiok terletak di desa Sipungguk Kecamatan Bangkinang Barat yang berusia lebih dari 100 tahun, daya tariknya terletak pada arsitekturnya yang mencerminkan perpaduan budaya masyarakat Melayu Darat dengan budaya Islam. Rumah Lontiok yang di dusun Sipungguk merupakan rumah pribadi milik Datuk Khali yang merupakan salah seorang ninik mamak di Bangkinang Barat.
     
  Rumah Adat Suku Bendang Rumah Adat Kenegerian Bendang. Rumah adat kenegerian Bendang yang terletak di Desa Ranah Air Tiris Kecamatan Kampar sampai saat ini masih terpelihara dengan baik. Rumah adat suku Bendang merupakan salah satu rumah adat kebudayaan persukuan Bendang yang mencerminkan suku itu sebagai wadah persekutuan yang dapat mengikat anak kemenakan yang ada dalam suku itu menerapkan nilai dan norma sebagai salah satu ciri kebudayaan melayu Kabupaten Kampar. Dalam setiap suku di Kabupaten Kampar mempunyai perangkat pucuk adat yang diangkat oleh kemenakannya yang mempunyai sebutan Datuk. Dalam suku Bendang ini pucuk pimpinan sukunya bergelar Datuk Paduko Majo.
     
 
Makam Datuk Panglima Khatib, berada di Keamatan Kampar.
     
 
Makam Datuk Tabano, berada di Kecamatan Bangkinang Seberang.
     


Makam Rajo Darah Putih, berada di Kecamatan Gunung Sahilan.

   


Makam Sultan Adli Mahmud Syah, (Raja terakhir Kerajaan Kampar berasal dari Malaka), berada di Kecamatan Kampar Timur.

   


Makam Raja-Raja Kampar, berada di Desa Kuapan Kecamatan Tambang.


 


Makam Mahmud Marzuki, berada di Kecamatan Bangkinang.




Sumber:
Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar